INFO BEASISWA |Yayasan Islamic Center Wadi Mubarak (ICWM) kembali menyelenggarakan acara Wisuda Akbar tahunan yang mengikut sertakan santri dari semua jenjang pendidikan yang terintegrasi dengan ICWM, mulai dari tingkat TAUD, Madrasah Ibtidaiyah Tahfizh (MIT), SMP/SMA Tahfizh, Program Kaderisasi Muhaffizh (PKM), hingga Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak (STIU WM). Puncak dari acara tersebut adalah meluluskan seluruh santri serta mahasiswa/i yang telah berakhir masa studinya.
Acara yang diselenggarakan di Gedung Pendulum Nusantara Hall Bogor ini diikuti oleh total 184 penghafal Al-Qur’an dari seluruh cabang yayasan ICWM se-Indonesia, di antaranya adalah 74 mahasiswa/i STIU Wadi Mubarak Bogor. Acara besar tersebut dimulai sejak pukul 08.00 Rabu (10/10).
Wisuda Akbar kali keempat ini diselenggarakan bentuk penghargaan atas jerih payah para santri dan santriwati, serta para mahasiswa/i yang telah menyelesaikan program studinya secara sempurna dalam waktu yang telah ditetapkan.
Selain memberikan penghargaan, momentum ini juga merupakan bentuk pelepasan bagi para pelajar untuk disebar ke berbagai lokasi di seluruh Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada masyarakat dengan cara mengajarkan kembali ilmu yang telah didapatkan selama masa studi.
Pada kesempatan istimewa ini, beberapa tamu istimewa juga menyempatkan diri untuk menghadiri serta memberikan apresiasi yang besar terhadap para penghafal Al-Qur’an yang diluluskan. Di antara tamu istimewa itu adalah Syaikh Khalid Ats-tsubaity mewakili Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, dan Wakil Ketua MPR RI, H. Ahmad Muzani, S.Sos.
Di antara banyaknya lulusan, 14 mahasiswa STIU Wadi Mubarak telah lulus standar pengambilan sanad bacaan Riwayat Hafsh ‘an Ashim. Adapun dari pihak mahasiswi, terdapat 3 di antara mereka yang juga berhasil meraih sanad Al-Qur’an.
Program ujian ini sengaja diselenggarakan rutin setiap tahunnya dengan tujuan menjaga kualitas bacaan dan hafalan para santri, serta menguji atas apa yang telah mereka raih atas jerih payah usaha mereka dalam menghafal serta memahami kalamullah. Agar ketika mereka telah dilepas, pemahaman mereka sudah ‘matang’ untuk menyebarkan ilmu yang dipelajari agar dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
Pada penghujung acara wisuda akbar ini, Ustadz Dr. Didik Hariyanto, Lc., M.P.I. memberikan beberapa kata penyemangat dan rencana-rencana besar lainnya yang akan menjadi terobosan untuk seluruh santri dan santriwati yang belajar di ICWM.
“Kami berharap semua wisuda dan wisudawati ini nantinya ketika diminta untuk berdakwah ke Melbourne, Jerman, atau bahkan Kanada, mereka bisa berinteraksi dengan baik dengan warga di sana. Oleh karena itu kami ingin menerapkan system baru yang juga akan berfokus kepada peningkatan Bahasa Inggris untuk mereka. Sehingga harapannya dakwah Al-Quran ini dapat menyeluruh tidak hanya di Indonesia, bahkan sampai menyentuh wilayah mancanegara,” harap Ustadz Didik kepada seluruh santri yang telah diwisuda pagi itu.
Wisudawan Terbaik STIU Asal Lombok
Pada acara wisuda berlangsung berbagai kegiatan, di antaranya adalah pemberian penghargaan kepada seorang mahasiswa/i yang berhasil mendapatkan nominasi sebagai wisudawan dan wisudawati terbaik.
Gelar wisudawati terbaik dari STIU WM berhasil diraih oleh mahasiswi atas nama Ni’mahazzad Albahiy asal Jember dengan nilai IPK 4.00. Adapun gelar wisudawan terbaik diraih oleh mahasiswa atas nama Sayyid Abdullah AR asal Lombok Tengah dengan nilai IPK 3.92.
Wisudawan kelahiran Lombok Tengah, dari Bapak Abhar dan Ibu Saeha ini merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara. Selama masa studi yang ia tempuh di STIU WM, ia dikenal dengan seorang mahasiswa yang sangat aktif baik secara akademik maupun non akademik.
Sayyid Abdullah, putra Lombok kelahiran 2002 ini menyelesaikan hafalan Qur’annya pertama kali di STIU Wadi Mubarak atas bimbingan Ustadz Irsyad Husnul Hidayat hafizhahullah.
Perjalanan pengambilan sanad Al-Qur’an beliau yang dimulai pada tahun lalu berhasil diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun atas bimbingan Ustadz Ahmad Zaini hafizhahullah.
Dalam sesi pidato yang Sayyid sampaikan, ia mengucapkan banyak terima kasih atas peran para asatidzah dan masyaikh yang telah berperan banyak dalam membimbing dan mengeluarkannya dari cahaya kebodohan.
“Tidaklah ilmu dapat diraih selain dengan belajar, dan keberkahannya terlihat dari amal dan pengabdian. Karena sesungguhnya kitalah yang butuh untuk mengabdi agar ilmu kita berkah, bukan pengabdian yang membutuhkan kita,” ujar Sayyid.
Sayyid juga menambahkan ungkapan rasa syukurnya yang sangat dalam kepada semua sahabatnya dan kedua orang tuanya secara khusus dengan kalimat yang menggetarkan hati.
“Takkan ada keberhasilan kami pada hari ini tanpa adanya iringan restu dari orang tua, maka semoga apa saja jalan yang kami pilih setelah ini selalu senantiasa diberikan rahmat dan keridhoan dari Allah, setelah ridho dari Ayah dan Ibu.” Sambungnya.[]