Beasiswakampus.com | Komunikasi merupakan aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia karena menjadi bagian integral dari diri setiap individu. Melalui komunikasi, seseorang membangun kerangka berpikir yang berfungsi sebagai acuan untuk memahami berbagai situasi yang dihadapi. Selain itu, komunikasi memungkinkan masyarakat mempelajari serta menerapkan cara-cara dalam menyelesaikan persoalan sosial.
Komunikasi verbal sendiri diartikan sebagai proses penyampaian pesan melalui penggunaan bahasa atau kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, komunikasi verbal terjadi ketika individu saling berinteraksi menggunakan bahasa yang maknanya dipahami bersama oleh pengirim maupun penerima pesan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Wijaya et al. (2022), komunikasi memiliki peran signifikan dalam hubungan antara mahasiswa dan dosen. Relasi sosial dapat terbangun melalui komunikasi, meskipun sering kali dihadapkan pada hambatan seperti perbedaan generasi, perbedaan bahasa, atau keterbatasan kemampuan berkomunikasi. Artikel ini menekankan pentingnya komunikasi verbal yang efektif terutama dari aspek kejelasan, empati, dan kemampuan merespons untuk menciptakan hubungan profesional yang sehat. Pada pembahasan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak kampus dalam meningkatkan kualitas interaksi akademik.
Dalam kehidupan kampus, komunikasi verbal memiliki pengaruh langsung terhadap keberhasilan proses pembelajaran, motivasi mahasiswa, dan kualitas bimbingan akademik. Komunikasi yang baik melampaui sekadar penyampaian informasi ia juga membangun rasa percaya, menegakkan batas profesional, serta memungkinkan adanya kolaborasi dalam riset dan kegiatan akademik lainnya. Berbagai studi sebelumnya menunjukkan bahwa gaya komunikasi baik secara tatap muka maupun melalui media elektronik serta cara dosen menyampaikan pesan memengaruhi persepsi mahasiswa terhadap dukungan akademik dan tingkat kenyamanan belajar. Pesan elektronik seperti teks atau umpan balik digital bahkan dapat menciptakan kesan kepedulian dan mempererat hubungan antara mahasiswa dan dosen.
PEMBAHASAN
Pentingnya Komunikasi Verbal Langsung Untuk Membangun Hubungan Profesional Akademik
Komunikasi verbal memegang peranan yang sangat penting dalam membangun dan mempertahankan hubungan profesional antara mahasiswa dan dosen di lingkungan akademik. Bentuk komunikasi ini dianggap paling efektif karena memungkinkan terjadinya proses pertukaran pesan secara langsung, disertai ekspresi wajah, nada bicara, dan gerak tubuh yang membantu memperjelas makna pesan yang disampaikan.
Kejelasan Pesan Sebagai Kunci Keberhasilan Komunikasi Dosen Dalam Menyampaikan Materi
Dalam konteks komunikasi akademik, dosen berperan sebagai penyampai informasi dan pembimbing akademik yang mengarahkan mahasiswa agar memahami materi dan mampu berpikir kritis. Oleh karena itu, kejelasan pesan menjadi elemen pertama yang menentukan keberhasilan komunikasi. Dosen yang mampu menyampaikan materi dengan struktur yang logis, menggunakan bahasa yang sesuai tingkat pemahaman mahasiswa, serta memberikan contoh konkret, akan lebih mudah dipahami. Kejelasan ini membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Sebaliknya, ketika pesan disampaikan dengan bahasa yang terlalu kompleks, atau tanpa memperhatikan latar belakang mahasiswa, seringkali menimbulkan kebingungan dan jarak psikologis dalam komunikasi.
Empati Dan Keterbukaan Menumbuhkan Rasa Dihargai Dan Percaya Diri Pada Mahasiswa
Empati dan keterbukaan menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi verbal. Empati dalam komunikasi tidak hanya berarti memahami isi pesan lawan bicara, tetapi juga menempatkan diri pada posisi orang lain untuk merasakan apa yang sedang mereka alami. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa dan menciptakan hubungan yang lebih setara antara mahasiswa dan dosen. Empati juga tercermin dalam cara dosen menggunakan bahasa yang bersahabat dan nada bicara yang hangat. Misalnya, dosen yang menyapa mahasiswa dengan cara personal atau memberi pujian atas usaha mereka dalam belajar, mampu menciptakan suasana komunikasi yang positif. Dengan begitu, mahasiswa menjadi lebih terbuka untuk berdiskusi dan tidak takut untuk menyampaikan pendapat. Sebaliknya, gaya komunikasi yang terlalu kaku atau formal dapat menimbulkan jarak emosional dan menghambat komunikasi dua arah.
Responsivitas (Umpan Balik Cepat) Menunjukkan Perhatian Dan Tanggung Jawab Dosen Terhadap Proses Belajar Mahasiswa
Responsivitas memberikan umpan balik juga merupakan tanda komunikasi verbal yang efektif. Ketika dosen memberikan tanggapan dengan cepat dan jelas terhadap pertanyaan atau pesan mahasiswa, baik secara lisan maupun melalui media elektronik, siswa cenderung merasa dihargai. Melalui media digital seperti WhatsApp, Forum Diskusi Mentari,Email, dan Interaksi tatap muka menjadi lebih baik dalam pendidikan modern. Ketika dosen menjawab pertanyaan mahasiswa di luar jam kuliah, mereka meningkatkan rasa tanggung jawab, perhatian, dan keterlibatan mereka dalam proses belajar mahasiswa.
Perbedaan Generasi dan Gaya Komunikasi (Formal vs. Santai/Digital) Menjadi Hambatan Utama Dalam Interaksi
Komunikasi verbal di lingkungan kampus kerap menghadapi beberapa hambatan yang dapat mengganggu hubungan profesional. Perbedaan generasi dan gaya komunikasi antara dosen dan mahasiswa menjadi hambatan utama. Dosen senior biasanya berkomunikasi dengan cara yang lebih formal, sedangkan mahasiswa lebih santai dan akrab dengan gaya digital. Ketidaksesuaian ini sering menimbulkan salah persepsi, seperti mahasiswa yang merasa dosen terlalu kaku atau dosen yang menilai mahasiswa kurang sopan. Di samping itu, terbatasnya waktu serta padatnya tugas dosen membuat interaksi menjadi singkat, terutama dalam bimbingan akademik. Akibatnya, banyak pesan tidak tersampaikan secara menyeluruh. Mahasiswa pun kerap ragu untuk menghubungi dosen di luar jam kerja, sehingga tercipta jarak yang dapat memperlambat proses akademik.
Faktor Psikologis Mahasiswa (Gugup/Takut) Menghambat Komunikasi Dua Arah Yang Setara
Faktor psikologis mahasiswa juga berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi verbal. Beberapa mahasiswa mengaku masih merasa gugup, takut salah bicara, atau tidak percaya diri saat berdialog langsung dengan dosen. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa dosen memiliki posisi otoritas yang tinggi. Padahal, dalam konteks profesional, komunikasi yang baik seharusnya berjalan dua arah dan setara, di mana mahasiswa tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga sebagai peserta aktif dalam proses akademik. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, baik dosen maupun mahasiswa perlu membangun budaya komunikasi yang terbuka dan saling menghormati. Dosen dapat menyesuaikan gaya komunikasinya dengan karakter generasi mahasiswa saat ini, tanpa kehilangan etika akademik. Penggunaan media komunikasi digital secara bijak juga dapat membantu memperkuat hubungan, asalkan tetap memperhatikan kesopanan dan batas profesional. Sementara itu, mahasiswa perlu dilatih untuk berani berpendapat dan mengemukakan pertanyaan dengan bahasa yang sopan dan tepat, agar interaksi berjalan efektif.
Komunikasi Verbal Efektif Adalah Fondasi Utama Untuk Profesionalisme Dan Kolaborasi Akademik
Komunikasi verbal yang efektif bukan hanya berperan sebagai sarana penyampaian informasi akademik, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam membangun kepercayaan, profesionalisme, dan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen. Komunikasi yang baik mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, meningkatkan motivasi mahasiswa, serta memperkuat hubungan yang berorientasi pada kerja sama akademik. Dengan demikian, keberhasilan komunikasi verbal antara mahasiswa dan dosen sangat dipengaruhi oleh kejelasan pesan, empati, responsivitas, serta kemampuan kedua belah pihak untuk menyesuaikan diri dengan dinamika komunikasi modern. Semakin efektif komunikasi yang dibangun, semakin kuat pula hubungan profesional yang terjalin di lingkungan akademik.
PENUTUP
Dalam lingkungan akademik, komunikasi verbal menjadi kunci terbentuknya hubungan profesional antara mahasiswa dan dosen. Efektivitas komunikasi terlihat dari bagaimana pesan disampaikan secara jelas, bagaimana empati ditunjukkan, dan bagaimana kedua pihak saling memberikan umpan balik yang cepat dan relevan. Ketika komunikasi berjalan secara terbuka dan penuh penghargaan, hubungan akademik yang harmonis dan produktif lebih mudah terwujud.
Artikel ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu komunikasi dan pendidikan tinggi, khususnya dalam memahami pentingnya peran komunikasi verbal dalam menciptakan hubungan profesional di lingkungan akademik. Pembahasan ini dapat menjadi acuan bagi dosen, mahasiswa, maupun institusi pendidikan untuk memperbaiki pola komunikasi akademik, agar interaksi yang terjadi tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga membangun kerja sama dan profesionalisme.[]
